Senin, 21 November 2011

OUR STORY PART C


sorry ngaret hehe

biasa :) dimaafin ya 

oke langsung aja
1


2


3


Agni diam memikirkan sesuatu. Apa sebaiknya yang harus ia perbuat untuk menghadapi cowok sinting seperti Cakka ini. Agni sempat memikirkan dan mencari alasan-alasan Cakka sehingga begitu tololnya meminya Agni jadi pacarnya. Cukup lama.
Sedetik....
Semenit....
Beberapa menit....
Dan
Agni tidak mendapatkan satu alasan pun dari dirinya. Jangan-jangan cakka mulai mau mainin gue lagi. Pikir Agni.

“Apa...? pacar?? Gak salah ngomong lo? Lo sadar gak sih sama yang lo ucapin? “ belum Agni melanjutkan omongannya Cakka sudah memotong.

“Ni... gak apa-apa kalo lo emang gak mau jadi pacar gue. Masih banyak cewek lain yang mau sama gue dan nungguin gue. Gue harap akhirnya lo gak nyalahin gue.” Ujar Cakka kemudian meninggalkan Agni.

Agni membalikkan tubuh ingi melihat ada apa dibalik wajah Cakka.  Kenapa Cakka malah promosi lagi tentang gadis-gadis yang mengantri untuk mendapatkan cintanya. Agni hanya tersenyum tipis mengejek, lalu benar-benar pergi dari hadapan Cakka.

*****

Siang itu Shilla janjian untuk bertemu Alvin sepulang sekolah. Sudah hampir setengah jam Shilla menunggu namun Alvin belum juga memunculkan dirinya.

“sorry Shill , lama tadi gue mesti rapat osis dulu.. panas ya?” tanya Alvin yang baru saja muncul.

“Panas banget tau gak Vin..” Ujar Shilla sedikit mengeluh.

“maaf.. oke kita jalan sekarang aja yuk..” ujar Alvin kemudian mengandeng Shilla.

“eh...Vin..” ujar Shilla sedikit gugup sambil melihat tangannya yang digengam oleh Alvin

“eh sorry Shill refleks..” ujar Alvin kikuk.

Shilla kemudian masuk kedalam mobil Alvin. Sesuatu yang selama ini amat ia inginkan kini bisa jadi kenyataan. Yaitu 1 mobil dengan seorang ALVIN JONATHAN SINDUNATA. Seperti mimpi disiang bolong bagi Shilla.

“Kita mau kemana Vin? Tanya Shilla gugup.

“entar juga kamu tau..” ujar Alvin sambil tersenyum.

“oh ya gue ijin dulu ya”

“ya udah telpon dulu rumah lo. Dasar anak mami, nih telpon.” Ujar Alvin sambil menyodorkan BBnya.

Shilla gak mau berfikir lama-lama lagi.

“Gue juga punya kali Vin. Simpan aja tu BB lo. Sayang pulsanya habis. Tar yang ada gue lagi yang lo salahin.”

“oya... lo kok gak bilang-bilang sama gue. Sini gue pengen liat.” Ujar Alvin berusaha merampas ponsel di tangan Shilla.

“enggak boleh. Gue mau telpon rumah sekarang.” Ujar Shilla.

Hening itu yang kembali terjadi. Hanya terdengar deruan mesin-mesin kendaraan yang berisik.

“oke kita udah sampai.. yuk masuk gue laper banget Shill.” Ujar Alvin.

Alvin kemudian keluar dari dalam mobil dan menarik Shilla tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Kami akhirnya sampai di satu meja yang sudah terisi oleh dua orang siapa lagi kalau bukan pasangan yang sedang dimabuk asmara Sivia dan Gabriel.

“Lama amat lo Vin.. harusnya jarak dari sekolah kesini itu kan Cuma 15 menit. Lo ngapain aja sama Shilla dijalan ampe setengah jam gitu? Selidik Gabriel.

“gue tadi ada rapat dulu Yel..” ujar Alvin kemudian duduk di ikuti Shilla.

“lo berdua mau traktir gue sama Alvin? Tanya shilla.

“Iya dong, gue ama ayang Via mau traktir lo bedua.” Ujar Gabriel.

“lah yang lain mana kok Cuma kita be-dua?” tanya Shilla.

“gatawu nomor mereka pada sibuk.” Ujar Sivia .

“Ohhh”

“Ya udah yuk pesan” ujar Gabriel

Setelah memesan makanan mereka kemudian makan. Ada banyak hal menarik untuk dibicarakan siang itu. Mulai dari awal jadiannya Sivia dan Gabriel sampai dekatnya Alvin dan Shilla semua mereka bahas... dalam tawa. Semoga selamanya selalu begitu.

“Vi, Yel... gue sama Shilla duluan ya.” Ujar Alvin di ikuti anggukan kepala oleh Shilla.

“Oke-oke. Good luck Vin.” Ujar Gabriel sambil memberikan dua jempolnya untuk Alvin.

“thank’s Yel.” Ujar Alvin semangat.

Sementara Shilla dan Sivia hanya memunculkan tanda tanya besar. Karna sejujurnya mereka pun tak tau apa yang kedua laki-laki itu bicarakan. Sepeninggal Alvin dan Shilla kemudian Sivia bertanya pada Gabriel.

“ada apaan sih Yel?“ tanya Sivia penasaran.

“Kamu liat aja nanti sayang.” Ujar Gabriel tersenyum manis pada gadis disebelahnya itu.

******

Aku yang kau cari
Aku yang penuhi
Kau tau semua itu
Kau pun telah merasakannya
Terima saja terima....

Sore itu Alvin tak langsung mengantarkan Shilla kerumahnya. Namun ia membawa Shilla ke sebuah taman yang terletak di pinggiran kota. Suasana romantis begitu tercipta disana. Alvin membawa Shilla duduk disebuah bangku taman.

“Shill gue mau cerita sama lo.” Ujar Alvin

“cerita aja Vin, gue siap jadi pendengar yang baik.” Ujar Shilla sambil tersenyum.

“dulu gue pernah mimpi ketemu bidadari.... bidadari itu kasi hati sama gue... dia bilang mulai sekarang gue bisa dapetin hati seluruh gadis yang ada di dunia...
Kemarin malam gue mimpi lagi ketemu ma tu bidadari,,, dia minta hatinya dikembaliin,, katanya gue udah gak butuhin tu hati, soalnya gue udah dapetin hati bidadari dari kalangan manusia yaitu lo...” ujar Alvin

“lo kenap Vin?? Sakit ??” tanya Shilla heran.

“Ih Shil, lo bisanya ngerusak suasana -__-“ orang gue lagi nembak lo pake cara romantis malah di recokin.” Ujar Alvin ngambek.

“lo nembak gue Vin?? Serius??” tanya Shilla dengan mata berbinar-binar.

“ia Shilla .... lo gak peka banget sih !!!” ujar Alvin jutek.

“Ya maafin Vin.” Ujar Shilla merasa bersalah.

“Ya gue maafin lo, jadi lo terima gue kan?” tanya Alvin penuh harapan.

“gimana ya Vin... sebenarnya.. guee.... “ ujar Shilla menggantungkan perkataannya.

“lo kenapa?” tanya Alvin penasaran.

“gue juga suka sama lo Vin.” Ujar Shilla sambil tersenyum bahagia yang disambut pelukan hangat Alvin.

“Thank’s my princess..” ujar Alvin sambil menatap ke dua manik mata Shilla.

“ I love Alvin.” Ujar Shilla sambil tersenyum bahagia.

“love you to Shilla.” Ujar Alvin.

Kini kedua insan itu telah menjadi sepasang kekasih. Betapa bahagia bila akhirnya sebuah cinta, sebuah rasa yang sudah lama ada itu tak bertepuk sebelah tangan.. semoga kan tetap abadi selamanya.

******

Waktu berlalu begitu cepat, kini semua berubah. Berubah ke arah yang baik pastinya. Rio dan Ify masih betah diam-diaman, Cakka dan Agni masih sering meributkan hal-hal sepele. Alshill dan Siviel semakin hari semakin lengket. Menyesal adakah kata itu keluar dari salah satu mulut mereka dengan apa yang mereka alami sekarang? Entahlah yang tau hanya penulis -__-“.

UAS dan UN kini telah mereka lewati, tinggal menunggu hasil 2 minggu lagi. Perasaan Agni begitu terpukul mendengarkan penuturan kedua orang tuanya semalam.

#Flash Back

Sekarang Agni tengah duduk bersama ke dua orang tuanya. Tak biasanya ia diajak seperti ini.

“agni, mama mau ngomong sesuatu sama kamu.” Ujar tante Ira.

“Ngomong aja ma..” ujar Agni yang masih terlihat asyik dengan tontonannya.

“Setelah pengumuman kelulusan, papa mama akan tunangkan kamu dengan cakka”.  Ujar om Duta.

“apa pa?? Kenapa harus Cakka? Dan kenapa Agni yang harus ditunangkan? Papa gak adil.” Ujar Agni kemudian memilih pergi dari ruangan itu.

Agni merasa seperti orang bodoh sekarang, apa ia harus menerima keinginan ke dua orang tuanya? Tapi perlakuan Cakka tempo hari lebih menyakitkan.

******

Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi...


Siang itu Ify memilih menghabiskan liburnya untuk pergi ke sebuah mall bersama Sivia. Mata Ify kemudian terbelak melihat apa yang dilihatnya. Ia hampir menangis, tapi ia sadar sekarang ia sedang ada di tempat umum.

Tidak jauh dari nya, Ify melihat Rio sedang bermesraan dengan seorang gadis. Ify menelan ludah. Sivia masih belum mengetahui perubahan temannya itu.

“Fy gue kesana sebentar ya.. lo tunggu disini.” Ujar Sivia kemudian ngacir ke salah satu toko.

Ify hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil terus berjalan.  Tak sengaja Ify menabrak seseorang yang berdiri disampingnya ketika Ify berniat mundur. Orang itu mengaduh kesakitan. Ify langsung berbalik dan nyengir siput sambil memasang tampang menyesal.

“Sorry gue gak sengaja,” ucap Ify pelan. Ia tak mau Rio melihatnya.

“Oh, gak apa-apa...”  ujat laki-laki itu tersenyum manis sambil membetulkan topinya yang miring ke kanan.

“Ify...!!!”

Ify enggan untuk menoleh. Ia tau pasti sekarang Rio dan Dea sudah tau dia berada di bioskop. Ify masih berpura-pura tak mendengar ada orang yang memanggilnya sampai sebuah tepukan di pundaknya yang membuat ia terpaksa menoleh.

“Fy lo kesini juga? Sama siapa? Sama dia? Tanya Rio sambil menunjuk cowok bertopi itu.

“Gue? Enggak gue kesini sama Sivia tadi tapi dia lagi ke toko ujung bentar, cowok ini? Gue gak kenal sama di...” mulut Ify tiba-tiba dibekap oleh laki-laki itu. Ify menoleh kaget.

“Iya, gue pergi sama dia. Kalian lagi ngedate ya ?” laki-laki itu menatap Dea dengan ekspresi aneh.Ify melirik curiga. Sepertinya laki-laki itu dan Dea saling kenal.

“Ehm... iya.” Dea tersenyum sambil bergelayut di lengan Rio.

“gue fikir lo latian basket, De. Ternyata lo disini. Hehe...” lanjut Dea.

“gue diajakin jalan nih sama dia,” tujuk laki-laki itu pada Ify. Ify melirik dengan muka ganas sambil mengerutkan keningnya.
Apa maksud ni  laki-laki ? Belum juga kenal, berani banget bilang  gue ngajakin dia jalan. Pacaran aja enggak. Batin Ify

“ya udah kalo gitu kita barengan aja..” ujar Rio enteng.

Jujur saja Rio cemburu melihat Ify yang ternyata sekarang sudah punya gandengan lain. Secepat itukah Ify melupakan kisah mereka.  Kisah yang pernah terjalin selama 2 tahun terakhir. Rio merutuki dirinya sendiri kenapa ia begitu bodoh menyia-nyiakan gadis yang sekarang ada dihadapannya ini bersama laki-laki lain.

“Gak usah. Kita mau makan dulu. Kalian nonton aja. Have fun !! laki-laki itu menarik Ify dari hadapan Rio dan Dea.

*******

“apaan sih lo? Kapan gue ngajakin lo? Kita kenal aja gak!” semprot Ify tiba-tiba saat mereka sudah keluar dari gedung bioskop.

“Sori,sori, gue manfaatin lo tadi. Gue mantannya Dea. Kita baru putus 3 hari yang lalu dan hari ini gue emang sengaja mata-matain dia buat tau siapa Rio. Cih, ternyata si Rio enggak lebih cakep dari gue. Oh, ya kenalin nama gue Debo,” ucap Debo sambil mengulurkan tangannya.

“Ify,” ujar Ify yang masih begitu kesal karena laki-laki dihadapannya ini mengaku-ngaku di ajaknya jalan didepan Rio..

“Btw, lo siapanya Rio? Mantanya ?”

“Mantanya ? gue itu temennya.” Ujar Ify

“Gak percaya gue ! lo suka sama Rio? Berarti nasib kita sama dong?” Debo menepuk-nepuk pundak Ify prihatin.

“Kita sama-sama dicampakkan. Atau jangan-jangan lo ini selingkuh mungkin? Debo tertawa.

“Ih, apaan sih. Lagian ngapain juga gue mesti cerita sama lo!” ucap Ify sambil memukul pelan pundak Debo.

“Waduh, galak amat lo!! Debo mengelus-ngelus lengannya.

“Dasar orang aneh.” Cibir Ify.

*******
Cakka benar-benar membuktikan perkataannya. Terlihat  jelas sekarang  Cakka sedang pamer kemesraan dengan  Oik, salah satu siswi  XII IPS 2. Oik adalah teman 1 regu dengan  Agni di Basket. Apa Cakka sengaja memanas-manasi gadis yang telah jelas-jelas menolaknya tempo hari itu (?).

Saat sedang sibuk dengan rumus-rumus kimia didepannya BB Agni kemudian berdering . menandakan ada 1 panggilan masuk. Segera Agni mengambil BB nya yang ia simpan di saku rok abu-abunya.

“Hallo,” ujar Agni segera tanpa melihat nama siapa di layar BB nya.

“Hei... Ni gue Cakka. Sorry gue pinjem temen basket lo bentar. Lumayan asyik jalan bareng dia.  Gak seperti lo yang galaknya gak ketulungan. Oh ya tenang aja entar sebelum jam ekskul basket teman lo ini bakalan gue anter tanpa lecet sedikit pun. Daahhh...” Cakka memutuskan pembicaraan tanpa memberikan kesempatan pada Agni untuk menyemprotnya.

Sialan!
Cakka benar-benar menyebalkan! Apa maksudnya ? ingin memanas-manasi Agni?

*****

Sore itu sehabis latihan basket Agni menunggu jemputan di halte sekolah, suasana sepi, tidak ada yang berdesak-desakan untuk mencari tempat berlindung dari sengatan matahari. Siswa-siswa SHS lain sudah pulang kerumah mereka masing-masing. Sekarang hanya ada Agni sendiri. Saat sedang termenung tiba-tiba ada yang datang mengagetkan Agni.

“Ni... surprise banget... rupanya lo belum pulang juga ya? Belum dijemput?’ ujar Oik yang datang mengagetkan Agni.

“lo sendiri kok tumben mau ke halte ini? Bukan  biasanya lo nungguin jemputan di gerbang sekolah?” ujar Agni beramah-ramah dengan Oik.

“hehe gue lagi ada janji gitu. Makanya gak di jemput. Entar juga pulangnya dianterin. Dan yang penting gue happy banget Agni.” Ujar Oik dengan mata berbinar-binar.

“Janji...? dengan siapa? Tanya  Agni penasaran melihat teman 1 timnya itu.

“gue mau jalan sama Cakka. Ni, tadi dia ngajakin gue jalan. Tapi gue gak tau mau jalan kemana. Enggak begitu penting deh jalannya kemana. Yang pasti kalo gue deket sama dia itu bikin dunia gue berputar dengan cepat. Semuanya berasa begitu indah. Gue harap...” Oik menggantungkan kalimatnya.

“Lo harap kenapa ??” tanya Agni yang ikutan penasaran.

“Gue harap Cakka nembak gue Ni..” ujar Oik begitu bersemangat.

Hampir 20 menit Agni dan Oik duduk di halte itu, namun belum juga ada tanda-tanda supir Agni maupun Cakka menghampiri mereka.
Jemputan Agni pun datang. Segera mungkin Agni berpamitan dengan temannya itu.

“Gue duluan ya, Oik... telponin gue kalo ada apa-apa.”

Oik mendelik.”

Belum sempat Agni masuk kedalam mobil. Ia melihat Cakka menghampiri Oik. Cakka memegang tangan Oik dengan maksud menegaskan bahwa antara dirinya dan Oik sekarang sedang ada hubungan serius bukanlah main-main.

“Pengen buat gue jeles , gak mumpan.” Ujar Agni marah-marah didalam mobilnya.

******

Ify menangis sejadi-jadinya di taman belakang sekolah. Kejadian tadi pagi masih begitu menyakitkan hatinya. Kejadian dimana  Nova dan teman-temannya yang menamai diri mereka RIO LOVERS . memaki-maki Ify karna perubahan Rio akhir-akhir ini yang penyebabnya tak lain adalah Ify.

Rio yang tak sengaja lewat taman belakang kemudian menghampiri  gadis yang sampai saat ini masih menjadi  pemegang tahta tertinggi hatinya.

“Fy... lo kenapa? Kenapa nangis? “

“R..I..O kapan lo datang? Gak ada apa-apa kok Yo,”  jawab Ify sambil berusaha untuk tersenyum.

Rio tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah gadisnya itu.

“Lo gak bisa sembunyiin kesedihan lo, IFY. Mata lo sembab, itu tandanya lo habis nangis. Lo masih mau nganggap gue temenkan?” tanya Rio dengan mata lekat menatap wajah cantik Ify.

Ify kembali terdiam. Kembali Ify berusaha untuk tersenyum, walau terasa hambar dan pahit.

“Apa ada yang jahatin lo Fy?” duga Rio.

“kenapa lo mesti  baik  ma gue , Yo? Padahal gue kan udah mutusin lo ?” tanya Ify sembari menatap lekat ke wajah lelaki yang kini ada dihadapannya.

“Memang kenapa? Apa  gue mesti marah-marah, gara-gara gak terima lo putusin? Rio balik bertanya.

Ify bungkam.

“Udah Fy, kalo emang lo gak mau cerita juga gue gak bisa maksain kok. Oh ya gue harap lo bisa dapat yang lebih dari gue.” Ujar Rio lirih.

Lagi-lagi Ify hanya bungkam. Jujur hati kecilnya masih amat mendambakan lelaki di hadapannya kini.

“Thank’s yo, lo temen terbaik gue.” Ujar Ify setengah hati.

“sama-sama Fy, sekarang lo cerita deh sama gue, siapa yang buat lo nangis?” tanya Rio ingin tau sambil memangdang wajah Ify.

Ify terdiam, tak langsung menjawab apa yang ditanyakan oleh Rio. Sesaat ia tampak bimbang, haruskah ia menceritakan apa yang terjadi? Ify tak mau di sebut TUKANG NGADU.

“Kenapa?” desak Rio.

“Gue gak nangis kok Yo, tadi gue Cuma kelilipan.” Ujar Ify mantap.

Rio tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Matanya semakin lekat menatap ke wajah cantik Ify, membuat gadis itu seketika menunduk, tidak berani beradu pandang dengan sorot tajam mata lelaki dihadapannya kini.

‘Fy..”

“Ya”

“Lo emang gadis baik dan gak suka keributan. Tapi bagaimana pun, lo gak boleh terus menerus menerima perlakuan gak baik dari mereka. Gue tau semua kok Fy.” Terka Rio yang membuat  Ify tersentak, sehingga tanpa sadar ia mengangkat wajahnya dan kembali memangdang ke wajah lelaki itu.

“Dari mana lo tau?” tanya Ify.

“gue liat semua Fy, lo tenang aja setelah ini mereka gak akan berani nyakitin lo lagi.” Ujar Rio mantap.

“Lo ngancam mereka?” tanya Ify.

“Gak. Gue Cuma ngingetin mereka aja biar gak macam-macam sama lo.” Ujar Rio.

“kenapa lo lakuin semua ini Yo?” tanya Ify lirih.

“Entahlah Fy, gue sendiri gak tau, kenapa gue lakuin semua ini. Tapi yang pasti karna gue pengen selalu lindungin lo.” Desah Rio lirih lekat ke wajah Ify.

Ify balas menatap dengan perasaan seketika  berkecamuk  tak menentu.  Jantungnya pun seketika berdebar keras. Kedua pasang mata itu saling beradu pandang. Tampak  dari kedua mata Rio pancaran rasa  sayang dan cinta.

“Fy gue boleh terus terang gak ma lo?” tanya Rio.

“Lo mau ngomong apa? Ngomong aja Yo.”

Rio terdiam dengan tatapan mata yang mampu meluluhkan siapa pun (^,^). Rio masih mencintai Ify.

“Gue masih cinta sama lo Fy. Tapi gue juga gak mau lo terima gue lagi karna terpaksa. Kalo emang di hati lo udah gada gue, gue mau lo anggap  gue  sahabat lo.” Kata Rio tulus.

“Gue makin kagum sama lo Yo. Gue .... boleh jujur sama lo?” tanya Ify.

“lo boleh jujur apa aja kok Fy, gue siap dengerin.”

“kalo boleh jujur Yo, lo itu selalu ada di hati gue selamanya dan tak akan terganti. Dan selamanya gue bakalan tetep selalu sayang lebih dari lo sayang sama gue . because I WILL LOVE YOU NOW AND FOREVER”. Ujar Ify mantap sambil memandang wajah Rio.

“Lo serius Fy..” ujar Rio tak percaya.

Ify hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Akhirnya sepasang insan itu kembali bersatu, merangkai kembali puing-puing cinta mereka yang dulu sempat retak.” Semoga selamanya begini” pasti itu harapan yang sangat mereka dambakan.


kelar juga akhirnya setelah perjuangan sekian lama -__-"

Next Last Part ya hehe

Folloa @Ulan_lan14

jangan lupa L & C  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar